Explore Gunung Kidul ala-ala Backpaker

Bulan Febuari saat nya panen liburan. Walaupun nggak seheboh tanggal-tanggal merah di tahun 2015 tapi lumayan lah. Tanggal 8 hari senin libur imlek jadi sabtu minggu senin saat nya berlibur….yeay…
Welcome yeaaay !!!

Dari dulu memang kepengen ke Gunung Kidul buat explore pantai-pantai indah disana. Gara-gara kebanyakan yang update tentang Pantai Indrayanti. Tapi ternyata ada buaaanyak pantai indah lainnya lho. Oke di mulai dari pesan tiket mendadak. Kita berangkat tanggal 5 tepatnya hari jumat. Karena kita maunya pulang lagi ke Bandung hari minggu. Jadi senin masih bisa istirahat. Naik kereta api ekonomi dari stasiun Kiara Condong. Awalnya ribet mikirnya gimana nitipin motor nya sementara teman-teman yang biasa naik kereta ekonomi bilang kalau nggak ada penitipan motor di sana. Setelah googling dan browsing ternyata ada dan resmi dari PT. KAI nya lho. Tarif nya Rp. 12.000 per 24 jam. Kalau pas kesana lapor dulu aja kepos satpam yang deket gerbang masuk pasrkir. Ada bapak-bapak yang akan mengarahkan harus di simpen di mana motor kita.

Yoga-yoga an dulu

Jadilah kami berangkat jam 5 subuh dengan hati riang gembira. Setelah perjalanan yang jauh dan melelahkan jam 2 siang lewat beberapa belas menit sampai lah kita di stasiun Lempuyangan. Dari situ sebenernya jalan kaki deket kok tapi karena kita mau cari penyewaan motor kita nongkrong-nongkrong dulu depan stasiun baca situasi. Oya kalau mau pesan motor melalui internet (udah banyak jasa penyewan motor di jogja via medsos) hati-hati ya. Soalnya aku udh pesan jauh-jauh hari karena aku orang nya prepare banget sih tapi ternyata di pehape-in. alas an mereka penuh lah ini lah itu lah dan bla..bla..bla…(pengen nulis nama jasa sewa motornya tapi nggak tega biarin aja). Jadilah kami berfikir keras di depan stasiun Lempuyangan. Akhirnya nyamperin bapak-bapak di pangkalan ojek. Nainyain sewa motor di deket-deket situ. Ternyata sie bapak nya langsung sigap. “Disaya aja mbak. Mau motor apa toh tinggal pilih.” Lalu kami memilih vario yang di jasa penyewaan bertarif Rp.80.000 per 24 jam. Awalnya sie bapak nawarin 80 ribu tapi akhirnya deal 70 ribu (memang rata-rata segitu sih di Jogja) dengan jaminan 3 buah ID dan kalau telat sejam nambah 5 ribu berlaku kelipatan.

Penginapan di Pantai Sadranan

Meluncurlah kita syalalala dengan motor sewaan ke Malioboro. Cari temapat makan dan tidur. Dapet deh homestay gitu di jalan Notosuman. Semalam nya Rp.100.000. enak sih kamarnya bersih. Kasurnya gede. Kamar mandi di dalam. Cuman yang punya cool banget coy. Nggak cuek sih Cuma karakternya gitu kali ya. Soalnya kalau nggak di ajak ngobrol nggak ngobrol duluan. Malamnya karena Jogja hujan kita Cuma pergi ke House Of Raminten. Tempat makan yang katanya Jogja banget. Disini makanan nya enak tapi aku nya yang rada katrok kali ya. Di gigit nyamuk habis-habisan dan nggak biasa dengan aroma dupa dan kembang. Jadi kurang enjoy deh.

 Subuh-subuh kita udah siap-siap berangkat ke Gunung Kidul setelah tidur dengan nyenyak bebas hambatan semalaman. Berbekal aplikasi Waze di smartphone pacarku kami berangkat dan tentunya Bismillah dan pamit sama yang punya homestay. Menurut orang sekitaran Jogja, Wonosari, Wonogiri ada jalan tembusan yang nggak macet. Tapi lewat hutan-hutan. Kita cari aman sih makanya lewat jalur biasa. Hari itu karena masih pagi dan hari sabtu jalan nya lancar jaya. Kurang lebih satu jam sudah sampai di pintu gerbang Gunung Kidul. Disana kita bakal di tarik retribusi sebesar Rp.10.000 per orang.

Pasir merica

Sebelumnya aku udah booking homestay. Di Pantai Sadranan tepat di tepi pantainya. Homestay nya lumayan. Deket tempat makan dan lumayan murah ketimbang di daerah Pantai Indrayanti. Oya untuk masuk ketiap-tiap pantai kita harus membayar tarif parkir sekitar Rp.2000 atau Rp.3000. tiap pantai berbeda tarif. Sesampai disana main-main dulu di Pantai Sadranan. Karena udah lumayan lapar kami cus ke Pantai baron.

Seafood party

Pantai Baron ini adalah fish market nya Gunung Kidul. Jadi kalau mau makan seafood murah dan banyak nah ke sini aja. Disini juga merupakan cikal bakal wisata di Gunung kidul atau pantai pertama yang di buka untuk wisata. Pasir dan air di pantai Baron memang coklat. Hal ini karena Pantai baron adalah pertemuan laut dan sungai. Jadi air tawar dan asin jadi satu.

Pantai Baron

Lalu disana ada menara pantau. Untuk naik kesini kita harus bayar lagi Rp.2000 per orang. Tapi asik kok ada tanjung yang kalau jalan kaki lumayan ada padang rumputnya. Kalau aku sih jadi kebayang bikin rumah kayak hotel di film “Love Rosie” di tepi tebing menghadap laut. Makan disini berdua dengan lobster, rajungan, cah kangkung, sop kakap, nasi, es kelapa semuanya Cuma Rp.180.000. wuhuuu…menyenagkan. Kalau di Bandung mana dapat. Lobster aja 300 ribuan.





Abis itu kita ke Pantai Kukup, lalu Sunda, lalu Indrayanti, dan Krakal. Kalau beberapa pantai hanya lewat dan liat dari jauh aja. Karena high season kali ya jadi penuh banget. Kalau kesana cobain deh Srikaya nya. Yang di supermarket bisa 200 ribuan sekilo. Disana hanya 15 ribuan. Ibu ku pas di kasi liat foto langsung excited mau ke sini hanya demi buah srikaya langka..wahahahaha.

Hari terakhir kami hanya main-main di Sadranan. Berjemur, snorkeling, berenang. Di pantai Sadranan ini pasirnya mirip di Tanjung Aan Lombok lho. Seperti merica Cuma lebih kecil. Ada beberapa pantai bagus seperti Pok Tunggal, NGelambor yang ingin kami kunjungi. Tapi kalau Cuma sehari pasti nggak akan cukup. Jadi sepertinya next time bakalan nongol lagi disini.



 Gunung kidul juga salah satu dari Geopark yang ada di Indonesia lho. ini karena wilayah gunung kidul tadinya adalah laut yang terangkat ke permukaan. kita masih bisa membuktikan ketika berjalan di beberapa tanjung seperti di baron dan Krakal kita berjalan di atas karang.


 Oya tips nih kalau makan di area gunung kidul ini harus tanya dulu lho harganya. Karena di beberapa pantai ada aja penjual yang usil. Ada wisatawan yang cerita mereka makan di mahalin banget harga nya. Kalau di gituin katanya lapor aja sama penjaga pantai atau polisi. Nanti sie penjual nya bakalan di tegur. Untung nya sih aparat juga udah sadar wisata. Kalau begitu kan bikin orang jera datang ke sana dan berakibat pada demand destinasi wisata di situ. Akhirnya kami pulang dengan sebelumnya buru-buru beli bakpia karena udah sore sampai di Jogja. Saat perjalanan pulang macet minta ampun. Sampai 4 jam lho baru nyampe jogja. Di kereta terkapar tidur nyenyak sampai bandung lagi udah subuh. Yeaay petualangan selesai. oya semua kontak sewa motor dan homestay masih disimpen kok, siapa tau ada yang butuh dan mau kesana.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top